Manado Post : Alung Banua, Film Lokal Sarat Pesan
HIDUP dan membumi. Itulah kesan yang muncul ketika menyaksikan cuplikan selama 4 menit sejumlah adegan film lokal bertajuk Alung Banua. Impresi muncul saat melihat begitu lancar dan alaminya dialog-dialog yang dilontarkan dalam video clip berdurasi sekitar 4 menit itu.Bahasa Melayu Manado dan akting para pemeran meluncur dengan alamiah. Sama sekali tak muncul kesan bahwa ini adalah sebuah film dengan dialog yang telah direkayasa untuk dituturkan para pelakonnya.Alung Banua yang merupakan hasil besutan Komunitas Multimedia Manado (Komed) pada intinya berkutat pada dua tokoh utama film itu, Alung dan Banua. Banua digambarkan sebagai seorang siswa SMA dari Bunaken bertampang 'sangar'. Walau warga pulau yang keindahan taman lautnya terkenal ke seantero dunia, keluarga Banua adalah nelayan miskin yang untuk bayar uang sekolah pun sulit.Untuk itu, Banua harus bekerja sambilan usai sekolah, yaitu berjualan koran dan buruh bagasi. Kerasnya kehidupan di luar sekolah itu mungkin yang membuat mimik mukanya pun menjadi keras, sekeras muka anak jalanan. "Ini film remaja yang menggambarkan realita yang ada di masyarakat," ujar Karyantho Martham, produser Alung Banua, didampingi sutradara dan penulis skenario Yunanhelmy Balamba, dan penata lakon Jamal Rahman, kemarin.Film independen lokal ini diharapkan bisa menjadi tuan rumah di kampung sendiri, yang setidaknya bisa menyaingi animo kawula Sulut kala menyaksikan film-film serupa produk 'transmigrasi' dari luar daerah. "Kami tidak muluk-muluk, unsur komersial memang ada, tapi yang lebih penting di sini adalah bagaimana untuk lebih meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap film lokal," papar mereka.Alung Banua nantinya direncanakan akan diikutkan dalam berbagai festival film dalam dan luar negeri.Komed sendiri sudah punya pengalaman dalam hal itu, karena film lokal mereka sebelumnya yang bertitel 'Jang Pangge Pa Kita Sundal' diikutkan dalam JIFFEST (Jakarta International Film Festival) beberapa waktu lalu.(ddt)<<<<