ALung Banua adalah film yang diproduksi oleh Komunitas Multimedia Manado (KOMED) yang mengangkat problematika Masyarakat Manado. Film Berdurasi 90 menit ini menjadi tonggak pergerakan film Independent di Indonesia Timur.

Wednesday, May 16, 2007

Saturday, September 02, 2006

Tribun Sulut : Alung Banua, Asa Dari Manado


Telah cukup lama tenggelam dalam bisu dan vakum yang panjang. Potret film yang diproduksi daerah memang bisa dihitung dengan jari. Pun di Sulawesi Utara kegelisahan insane film maksimal terhenti pada semangat semata tanpa mampu melahirkan embrio yang matang.
Kelompok anak muda yang tergabung dalam Komunitas Multimedia Manado (KOMED) menolak kesan mati surinya daerah dalam hangar binger perfilman di penghujung tahun ini. Sutradara dan penulis naskah Alung Banua, Yunanhelmy Balamba menyatakan bahwa film Alung banua punya misi yang positif. Yang pasti, film uyang turut di dukung oleh YAYASAN LESTARI ini boleh jadi merupakan segelintir karya yang lahir dari perut daerah Sulawesi Utara. “Kami berharap Alung banua bisa menjadi kebanggaan bersama”, papar Yunan didampingi Jamal Rahman dan Anto Martham. Secara singkat Alung banua adalah film yang memotret realitas kehidupan anak remaja dalam mengarungi cita-citanya. “Yang pasti ini akan sangat menarik untuk disaksikan” tambah Yunan (cqt)

Secercah Harapan di teluk Bunaken

Thursday, August 31, 2006

Manado Post : Alung Banua, Film Lokal Sarat Pesan


HIDUP dan membumi. Itulah kesan yang muncul ketika menyaksikan cuplikan selama 4 menit sejumlah adegan film lokal bertajuk Alung Banua. Impresi muncul saat melihat begitu lancar dan alaminya dialog-dialog yang dilontarkan dalam video clip berdurasi sekitar 4 menit itu.Bahasa Melayu Manado dan akting para pemeran meluncur dengan alamiah. Sama sekali tak muncul kesan bahwa ini adalah sebuah film dengan dialog yang telah direkayasa untuk dituturkan para pelakonnya.Alung Banua yang merupakan hasil besutan Komunitas Multimedia Manado (Komed) pada intinya berkutat pada dua tokoh utama film itu, Alung dan Banua. Banua digambarkan sebagai seorang siswa SMA dari Bunaken bertampang 'sangar'. Walau warga pulau yang keindahan taman lautnya terkenal ke seantero dunia, keluarga Banua adalah nelayan miskin yang untuk bayar uang sekolah pun sulit.Untuk itu, Banua harus bekerja sambilan usai sekolah, yaitu berjualan koran dan buruh bagasi. Kerasnya kehidupan di luar sekolah itu mungkin yang membuat mimik mukanya pun menjadi keras, sekeras muka anak jalanan. "Ini film remaja yang menggambarkan realita yang ada di masyarakat," ujar Karyantho Martham, produser Alung Banua, didampingi sutradara dan penulis skenario Yunanhelmy Balamba, dan penata lakon Jamal Rahman, kemarin.Film independen lokal ini diharapkan bisa menjadi tuan rumah di kampung sendiri, yang setidaknya bisa menyaingi animo kawula Sulut kala menyaksikan film-film serupa produk 'transmigrasi' dari luar daerah. "Kami tidak muluk-muluk, unsur komersial memang ada, tapi yang lebih penting di sini adalah bagaimana untuk lebih meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap film lokal," papar mereka.Alung Banua nantinya direncanakan akan diikutkan dalam berbagai festival film dalam dan luar negeri.Komed sendiri sudah punya pengalaman dalam hal itu, karena film lokal mereka sebelumnya yang bertitel 'Jang Pangge Pa Kita Sundal' diikutkan dalam JIFFEST (Jakarta International Film Festival) beberapa waktu lalu.(ddt)<<<<

Alung Banua, Mendobrak Hegemoni Metropolis



Judul Film : Alung BANUA
Jenis Film : Drama Remaja
Tema Utama : Pendidikan, Sosial Masyarakat.
Durasi : 90 menit
Target Audience : Siswa SMA (15 -18 Tahun),Pencinta Film & Khayalak Umum
Produksi : Komed Films
Didukung oleh : Lestari Multi Media Machine

Tim Produksi
Produser Pelaksana : Karyanto Martham
Sutradara & Penulis Skenario : Yunanhelmy Balamba
Penyelaras Naskah : Karyanto Martham
Ass. Sutradara : Jamal Rahman
Editing : Yunanhelmy Balamba
Artistik : Kilat

Pemeran
Gandri Kristian : Banua
Ratih Ardita : Alung
Irene : Irene
Sylvester Setlight : Leka
Fauzan Banama : Kepala Sekolah
Erick : Mayo
Meyta : Ibu Ivone
Alexander : Om Inyo

Sinopsis
Banua adalah seorang siswa salah satu SMU di Manado yang tinggal di Pulau Bunaken. Setiap harinya ia menumpang perahu untuk ke Manado. Maklumlah ia hanyalah anak seorang nelayan. Keinginan besar untuk bersekolah membuat dia tetap bersemangat walaupun lokasi sekolahnya sangat jauh. Sepulang sekolah biasanya ia tidak langsung pulang kerumah ada saja pekerjaan yang dilakukannya disekitar pelabuhan Manado. Biasanya bila ada kapal merapat, ia tak segan-segan untuk jadi buruh angkut.Banua memang pribadi yang keras. Dalam dirinya tumbuh jiwa pemberontak. Dia akan melakukan apapun untuk sesuatu yang dia yakini. Entah darimana ia mewarisinya. Disekolah ia terkenal anak yang rajin. Sayangnya kelanjutan pendidikannya terancam karena Pada waktu yang bersamaan pihak sekolah mendapatkan paket beasiswa untuk disalurkan kepada para siswa kurang mampu. Tapi Banua tidak pernah mendapatkan itu.Segala usaha dicobanya dan yang paling memungkinkan dapat mengumpulkan uang cepat yaitu dengan menjadi buruh angkut di pelabuhan dan loper koran. Berbagai masalah menyebabkan ia susah mengumpulkan uang. Ditambah lagi dengan faktor ekonomi keluarga yang goyah. Mampukah Banua menggapai Angan-angannya ?